Sabtu, 23 November 2013

Konsep Organisasi

BAB I
KONSEP ORGANISASI

1. Pengertian Organisasi
Secara konseptual, tersedia banyak definisi yang membingkai pengertian
organisasi. Salah satu rumusan teoritis yang sangat komprehenship untuk
mendiskripsikan pengertian organisasi adalah dan Chester I Bernard, yang
menyatakan bahwa organisasi merupakan suatu sistem tentang aktivitas-aktivitas
kerjasama dari dua orang atau lebih, sesuatu yang tak berwujud dan tak bersifat
pribadi, sebagian mengenai hal dan mengenai hubungan-hubungan. Berkaitan
dengan dimensi hubungan dan organisasi, Jhon M. Gaus melihat organisasi
sebagai tata hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan
tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggungjawab.
Berpijak pada sejumlah rumusan teoritis organisasi, maka dapat diambil
benang merah pengertian, dimana organisasi secara umum dimaknai sebagai
wadah serta proses kerja sama sejumah manusia yang terikat dalam hubungan
foimal dalam rangka hierarki untuk mencapaf tujuan yang telah ditentukan.
Unsur-unsur yang melekat dalam suatu organisasi , meliputi: (1) adanya dua
orang atau Iebih sebagai proses interaksi, (2) adanya maksud untuk kerjasama dan
interaksi tersebut sehingga organisasi menjadi wadah serta proses kerjasama
sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal, (3) adanya pengaturan
hubungan yang dalam organisasi diwujudkan dengan adanya rangkaian heirarki,
yaitu hubungan bahwa dalam sesuatu organisasi selalu terdapat atasan dan
bawahan dan sifat hubungan tersebut adalah dinamis, dalam arti manusia-manusia
yang menduduki jabatan-jabatan tersebut bisa berganti-ganti pada setiap saat
diperbaiki, (4) adanya tujuan yang hendak dicapai, sehingga organisasi bukanlah
tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan untuk melaksanakan tugas
pokok.
Pada dasarnya organisasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: pertama,
struktur, merupakan suatu cetak biru organisasi yang menunjukkan bagaimana
orang dan pekerjaan dikelompokkan bersama. Struktur ini meliputi desain
pekerjaan (mengacu pada proses yang digunakan para pimpinan organisasi
merinci isi , metode dan hubungan setiap pekerjaan untuk memenuhi tutuntan
organisasi dan individu), dan desain organisasi (menunjukkan dalam struktur
organisasi). Adapun faktor kedua adalah proses, merupakan aktivitas yang
memberikan nafas kehidupan bagi organisasi. Dalam kategori umum, proses
meliputi komunikasi (menghubungkan organisasi dengan Iingkungan, termasuk
bagian-bagiannya), evaluasi prestasi kerja (dilakukan oleh pimpmnan organisasi
kepada prestasi indivudu dan kelompok dalam organisasi), pengambilan keputusan
(tergantung pendifinisian yang tepat dan tujuan dan sarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut), sosialisasi (proses penyadaran individu atas tujuan
organisasi), dan pengembangan karier (dimana individu memasuki organisasi
untuk tujuan dan karier pribadi mereka)

2. Prinsip dan Asas Organisasi
Seperti halnya birokrasi, organisasi juga mempunyai patologi. Ada tujuh
kecenderungan patologi yang diidap oleh organisasi: (1) tidak adanya rumusan
tujuan secara terinci dan jelas, (2) pembagian tugas yang tidak adil, tidak merata,
tidak tuntas dan tidak jelas batas-batasnya, (3) para anggota hanya mau bekerja
sesuai dengan tugasnya semata-mata, sehingga dalam tubuh organisasi menjadi
terkotak-kotak dan tidak ada kerjasama antar lini (4) adanya egoisme lini yang
menganggap lininya paling penting, (5) adanya pembagian tugas yang tidak
seimbang dengan wewenangnya, (6) terlalu banyaknya bawahan yang harus
diawasi, sehingga menjadi kewalahan, (7) kecenderungan bawahan menehma
perintah lebih dan satu atasan mengenai persoalan yang sama dengan model
instruksi yang berbeda.
Dalam kerangka untuk meminimalisir bahkan menghapus patologi tersebut,
organisasi harus mempunyai pninsip atau asas sebagai berikut:
1. Adanya perumusan tujuan yang jelas.
Fungsi dasar dari tujuan adalah (1) sebagai pedoman dalam perencanaan,
peiaksanaan dan pengawasan, (2) sebgai sumber legitimasi untuk
membenarkan kegiatan yang akan dilaksanakan, (3) sebagai standar
pelaksanaan, dimana segala kegiatan harus berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, (4) sebagai sumber motivasi bagi karyawan agar
dapat bekerja lebih positif, (5) sebagai dasar rasional bagi kegiatan organisasi.
2. Adanya pembagian tugas yang jelas
Manfaat pembagian tugas yang jelas adalah (1) memperingan tugas koordinasi,
(2) memperlancar pengawasan, (3) dapat menentukan dasar keahlian, (4)
menghemat biaya karena tidak tetjadi perangkapan tugas, (5) hubungan tugas
dapat lebih baik
3. Koordinasi
Koordinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah: (1)
mengadakan pertemuan formal antara para pejabat dan unit, (2) mengadakan
pertemuan informal, (3) membuat edaran berantai kepada para pejabat yang
diperlukan, (4) mengangkat koordinator, (5) membuat buku pedoman
organisasi, buku pedoman tata kerja dan buku pedoman kumpulan peraturan,
(6) komunikasi dengan berbagai cara yang lain
4. Adanya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
Pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian dari wewenang atasan
kepada bawahan setelah diadakan penyerahan tugas pekerjaan kepada yang
bersangkutan. Dalam pelimpahan wewenang harus dipertimbangkan (1) batas
wewenang dan tanggungjawab yang seimbang, (2) pendapat pegawal yang
akan menenma wewenang, (3) kepercayaan bahwa penerima wewenang akan
mampu menjalankan tugas dan tanggungjawab, (4) pemberi wewenang harus
tetap memberikan pengawasan, pengarahan dan bimbingan, sehingga tugas
dapat dilakukan dengan balk
5. Adanya hierarki
Pengertian hierarki disini adalah banyaknya tingkatan unit kerja dalam suatu
organisasi. Hierarki ada baiknya tidak terlalu banyak sehingga keputusan
pimpinan tidak mengalami distorsi pengertian untuk diterima oleh bawahan.
6. Adanya rentangan pengawasan
Rentang pengawasan atau rentang kendali merupakan banyaknya bawahan
yang sebaiknya dapat diawasi dengan baik. Kemampuan pengawasan
dipengaruhi oleh faktor subyektif dan obyektif. Faktor obyektif terdiri dari (1)
pekerjaan, (2) tersebar tidaknya yang diawasi, (3) seragam tidaknya pekerjaan
yang diawasi. Adapun faktor subyektif terdiri dari (1) umur pengawasan, (2)
pengalaman dibidang yang diawasi, (3) kesehatan yang bersangkutan, (4)
kecakapan.
7. Adanya pemahaman akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara
keseluruhaan.
Idealnya setiap bawahan hanya mempunyai satu atasan. Namun bila terpaksa
harus mempunya lebih dari satu atasan, maka dalam memberikan satu perintah
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling berbenturan. Selain itu juga
perlu disadari bahwa meskipun masing-masing unit mempunyai tugas sendirisendiri
tetapi merupakan kesatuan dalam organisasi yang bersangkutan.
8. Fleksibel
Struktur organisasi hendaknya mudah dirubah untuk disesuaikan dengan
adanya perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran
aklivitas yang sedang ddakukan. Pelaksanaan perubahan pada dasarnya tidak
boleh mengganggu aktivitas organisasi.
9. Berkelangsungan
Idealnya satu organisasi harus dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat
melakukan aktivitas operasinya secara terusmenerus. Suatu organisasi
dibentuk tentunya dilandasi dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
clitentukan bersama. Untuk itulah ketersediaan sarana prasarana menjadi perlu
dan sign ifikan.
10. Keseimbangan
Keseimbangan mengandung pengertian bahwa unit-unit organisasi hendaknya
ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya. Adapun
prinsip yang melekat pada keseimbangan adalah : (1) beberapa unit organisasi
yang mempunyai peranan sama penting harus ditempat pada jenjang yang
setingkat, (2) unit yang berperan penting hendaknya dijadikan satuan utama
dan tidak dijadikan satuan lanjutan (3) unit organisasi yang mempunyai
peranan yang menyeluruh jangan ditempatkan dibawah unit lain yang tidak
tepat


BAB II
STRUKTUR ORGANISASI: KEBAIKAN DAN KELEMAHANNYA

1. Struktur Organisasi Linier
Struktur organsasi linier atau lurus diciptakan oleh Henry Fayol. Struktur ini
sering digunakan di Iingkungan militer. Adapun ciri organisasi mi adalah (1)
mempunyai wewenang dan tanggung jawab secara Iangsung atau vertikal yang
dikaitkan dengan jabatan dan tugas pada setiap tingkatan, (2) bawahan hanya
mempunyai satu atasan, (3) tidak mempunyai tenaga staf dan penasehat, (5)
hanya cocok untuk organisasi yang masih kecil atau sederhana.
Kebaikan organisasi linier adalah (1) struktur organisasinya sederhana dan
jelas, (2) wewenang dan tanggung jawabnya mengatir dengan jelas, (3)
komprehensif dan jelas, (4) semua instruksi, penugasan dan laporan
pertanggungjawaban terlaksana dengan cepat, (5) adanya kesatuan pengarahan
dan perintah, sehingga bawahan tidak bingung, (6) adanya kesatuan penntah, satu
atasan dan satu bawahan sehingga tidak membutuhkan tenaga staf penasehat.
Kelemahannya adalah (1) hanya cocok untuk organisasi yang sederhana,
(2) pusuk pimpinan akan mengalami banyak kesulitan bila organisasi berkembang,
(3) mengalimya jalur perintah secara hierarki kadang-kadang akan menghambat
kelancaran kegiatan apabila pekerjaannya harus dilaksanakan dengan cepat.
2. Struktur Lini dan Staf
Struktur ini mempunyai ciri (1) organisasinya besar dan bersifat kompleks,
(2) jumlah karyawannya banyak, (3) wilayah kerjanya luas, (4) pimpinan dan
karyawan tidak saling kenal, (5) spesialisasi diperlukan dan digunakan secara
maksimal, (6) terdapat tiga komponen utama, yaitu pimpinan, staf pimpinan dan
pelaksana.
Kebaikan struktur lini dan staf adalah (1) cocok untuk organisasi yang sudah
berkembang, (2) tugas pusuk pimpinan menjadi ringan, (3) staf penasehat selain
memikirkan masalah yang dihadapi juga memikirkan solusinya, (4) pucuk pimpinan
dapat berkonsentrasi pada tugas pokoknya, (5) ada pembagian tugas yang jelas
dan bakat yang berbeda dan karyawan dapat dikembangkan menjadi spesialisasi,
(6) prinsip the right man in the right place dapat dengan mudah dijalankan, (7)
disiplin dan moral para karyawan bisa tinggi karena tugas seseorang sesuai
dengan bakat, keahlian dan pengalaman.
Struktur ini mempunyai kelemahan, yaitu (1) sering muncul persoalan yang
menyangkut koordinasi, komunikasi dan pengendalian karena tenaga staf yang
over acting mencampuri urusan unit lain, (2) staf yang kadang hanya berfungsi
memberikan nasehat, ikut mencampuri dan ikut memberi perintah, sehingga sering
menimbulkan konflik dengan pejabat lini yang berhak memberi perintah pada
bawahan, (3) rasa solidaritas tidak terlalu tinggi karena anggota organisasi yang
terlalu banyak.
3. Struktur Fungsional
Mempunyai ciri (1) pembedaan tugas secara jelas dan tegas dapat
dilakukan, (2) dalam melaksanakan tugas tidak memerlukan banyak koordinasi
terutama pada tingkat pelaksana bawahan karena bidang tugasnya telah jelas dan
tegas digariskan, (3) pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi
tugas, (4) para pimpinan mempunyai wewenang komando pada unit- unit yang
berada di bawah atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama pucuk pimpinan.
Kebaikan dan struktur ini adalah (1) dimungkinkan pembuatan sistem yang
seragam mengenai kebijakan, sistem dan prosedur bidang tertentu dalam
organisasi secara keseluruhan, (2) tanggung jawab bawahan terpencar sesuai
dengan bidangnya sehingga jelas arah tanggung jawab bidangnya, (3) terdapat
hubungan yang bersifat konsultatif antar unit sehingga meringankan beban masingmasing
kepala unit apabila menghadapi masalah lain di dalam unitnya, (4)
spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
Kelemahannya adalah (1) menciptakan tanggung jawab kembar secara
fungsional dan secara linier sehingga melemahkan kesatuan komando, (2) dapat
menimbulkan konflik antara kepala unit yang bersangkutan dan kepala unit
fungsional, (3) para karyawan terlalu menspesialisasikan din pada bidang tertentu
saja sehingga sukar untuk mengadakan tour of duty tanpa melalui pendidikan yang
intensif tenlebih dahulu, (4) memungkinkan terjadinya ego sektoral di antara
masing-masing sektor.
4. Struktur Proyek
Ciri dan struktur ini, menekankan pada hubungan horizontal dan
menciptakan tim-tim yang nantinya ditugasi untuk mencapai sasaran tertentu.
Meskipun ada kesamaan, tetapi tidak boleh mengadakan hubungan langsung.
Kebaikan dari struktur ini adalah (1) struktur proyek lebih bersifat fleksibel
dan tanggap terhadap ide-ide baru, (2) mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan, sehingga akan lebih berhasil dalam mencapai sasaran, (3)
penghasilan yang diterima karyawan proyek akan meningkatkan gairah kerja.
Kelemahan dan struktur ini adalah (1) sering menimbulkan konflik yang
melibatkan pimpinan proyek dengan kepala unit fungsional organisasi pusat, (2)
karena pengelolaannya bersifat mandini, ada kemungkmnan pimpinan proyek akan
melewati batas wewenang yang telah dibenikan, (3) penghasilan besar dan
karyawan proyek akan menimbulkan iri hati karyawan non proyek.
5. Struktur Matriks
Ciri dan struktur ini adalah wewenang yang mengalir secara vertikal dalam
unit fungsional. Sementara wewenang dan pimpinan proyek mengalir secara
horisontal. Kebaikan dan struktur ini adalah (1) lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan keadaan, (2) mengutamakan ketergantungan antara
benbagai fungsi, hubungan yang bersifat horizontal dan fleksibel operasionalnya,
(3) mengurangi beban pimpinan proyek karena hubungan fungsional dengan unit
pusat dapat dilakukan secara Iangsung.
Adapun kelemahan dan struktur ini adalah (1) pimpinan proyek bekerja
sama dengan para spesialis beberapa bidang dan unit fungsional yang tentu saja
tidak akan menguasam benar kualitas pekerjaan sesungguhnya, (2) pimpinan
proyek juga merupakan atasan, sehingga para spesialis mempunyai atasan
rangkap yang terkadang membingungkan juga, (3) penilaian yang berbeda dan
pimpinan tentunya juga dapat menciptakan hash yang berbeda, (4) kadangkadang,
masing-masing pimpinan melampaui batas wewenang sehingga dapat
menimbulkan konflik antara pimpinan proyek dan pimpinan unit fungsional pusat.
6. Struktur Panitia
Struktur panitia mempunyai fungsi utama untuk memberi saran keputusan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi antar bagian. Ada dua jenis panitia,
pertama panitia permanen yang mempunyai tugas untuk membuat kebijakan dan
keputusan, yang kesemuanya bersifat permanen dan masalah atau tugasnya
selalu ada meskipun belum tentu terus menerus. Kedua, panitia
sementara/administrasi hoc, yang bertugas menangani masalah tertentu yang
kebetulan timbul dan memerlukan pemecahan melalui panitia dan eksistensinya
akan dibubarkan segera setelah masalah terpecahkan atau tugasnya selesai.
Ciri dan struktur ini adalah (1) tugas dan jangka waktunya terbatas, (2)
seluruh unsur pimpinan duduk dalam panitia, baik sebagai ketua maupun anggota,
(3) tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif, oleh karena itu tanggung
jawabnya juga kolektif, (4) semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang
dan tanggung jawab yang sama, (5) para pelaksana di kelompokkan dalam bidang
tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk task force.
Kebaikan dari struktur ini adalah (1) adanya pemusatan informasi,
kemampuan dan kepentingan untuk merumuskan kebijakan, perencanaan, dan
sebagainya, (2) dapat menyelesaikan masalah yang komplek, (3) mengurangi
kecurigaan dan ketegangan, (4) memungkinkan memperbaiki hubungan pribadi, (5)
demokrasi dalam proses pembuatan keputusan, (6) menghasilkan kesepakatan
dan keterikatan dalam melaksanakan keputusan, (7) pemusatan wewenang yang
tadinya terpisah-pisah, (8) pemusatan kemampuan, keahlian dan informasi serta
pembuatan keputusan, (9) mempunyai tanggung jawab yang Iebih besar, (10)
merupakan mekanisme koordinasi.
Kelemahannya adalah, (1) keputusan hasil konsensus sebenarnya bukan
sepenuhnya keputusan masing-masing, (2) ada kemungkinan bahwa dengan
panitia justru dapat menyebabkan penyimpangan dan masalah utama, (3) masingmasing
kurang bertanggung jawab dan dapat membatalkan keputusan yang telah
dibuat, (4) pertanggungjawaban terpecah belah.


BAB III
KLARIFIKASI KONSEP MANAJEMEN

1. Pengertian Manajemen
George R. Terry memberi pengertian manajemen sebagai proses yang khas
terdiri dari tindakan planning, organizing, actuating dan controlling, dimana masingmasing
bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian yang diikuti
secara berurutan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.
Adapun Ordway Tead menerjemahkan manajemen dalam rumusan, sebagai
berikut: proses dari perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatankegiatan
suatu organisasi dalam mencapal tujuan yang telah ditetapkan.
Berpijak pada sejumlah konsepsi manajemen, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa, (1) manajemen selalu diterapkan dalam hubungannya dengan
usaha suatu kelompok manusia dan tidak terhadap usaha satu orang tertentu, (2)
dalam pengertian manajemen, selalu terkandung adanya suatu tujuan yang akan
dicapai oleh sekelompok orang yang bersangkutan.
2. Prinsip-prinsip Manajemen
Dalam manajemen melekat beberapa prinsip, antara lain: (1) pembagian
kerja secara tuntas, (2) adanya wewenang dan strandar yang jelas, (3) disiplin, (4)
kesatuan perintah dan pengalaman, (5) tatanan yang baik, (6) kepentingan
organisasi diatas kepentingan pribadi, (7) pemberian rangsangan kerja, (8)
sentralisasi sebagai kekuasaan, (9) stabilitas anggotanya, jiwa kelompok yang
tinggi harus dijaga, (10) manajer yang mempunyal keahlian tehnis, kemahiran
kemanusiaan dan kemahiran melayani.
3. Unsur-unsur Dasar Manajemen
Manajemen mempunyai unsur dasar yang meluputi (1) sumber daya
manusia sebagai penggerak utama manajemen, (2) prasarana dan sarana untuk
menunjang pencapaian tujuan, (3) alat untuk mencapai tujuan organisasi, (4) caracara
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, (5) sumber daya finansial
yang dimiliki oleh organisasi untuk berproses mencapai tujuan.
4. Fungsi-fungsi Manajemen
Menurut George R. Terry, manajemen mengemban fungsi sebagai berikut:
a. Perencanaan/Planning
Harold Koontz dan Cyril O. Donnell, mendefinisikan perencanaan
sebagai persiapan yang teratur dan setiap usaha yang mewujudkan atau
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Unsur-unsur perencanaan
meliputi: (1) ‘apa’ yang akan dilakukan, sehingga perlu perencanaan, (2)
‘mengapa’, yang akan menentukan alasan dan prionitas suatu pekenjaan, (3)
‘siapa’ (subyek) dan ‘siapa’ (obyek) yang menjadi pelaksana untuk mencapai
tujuan, (4) ‘dimana’ tempat yang strategis untuk melaksanakan kegiatan, (5)
‘kapan’, suatu pelaksanaan dikerjakan, (6) ‘bagaimana’, yaitu cara, metode dan
mekanisme pelaksanaan tersebut.
b. Pengorganisasian / Organizing
Pengorganisasi adalah keseluruhan proses pengelompokan orangorang,
alat tugas, tanggung jawab atau wewenang, sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam
rangka mencapai tujuan yang dirumuskan.
Pengorganisasian mencakup tindakan: perumusan tujuan, penetapan
tugas pokok, menyusun perincian kegiatan, pengelompokan kegiatan dalam
fungsi-fungsi, departemenisasi, penetapan otoritas organisasi, staffing dan
facilitating.
c. Penggerak/Actuating
Penggerak adalah bagaimana menyelenggarakan pekerjaan organisasi
sesuai dengan rencana secara efektif dan efisien.
d. Pengarahan/ Directing
Pengarahan merupakan aktivitas manajemen yang berupa pekerjaanpekerjaan
memberi arah, menuntun bawahan dan menugaskan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang ditentukan
dalam suatu usaha kerja sama.
Secara umum, pengarahan bergerak diatas prinsip-prinsip sebagai
berikut: (1) keterpaduan antara tujuan perorangan dengan tujuan organisasi, (2)
keterpaduan antara tujuan keompok dengan tujuan organisasi, (3) kerjasama
antar pimpinan, (4) partisipasi dalam pembuatan keputusan, (5) pelimpahan
wewenang yang cukup rnemadai, (6) komunikasi yang efektif, (7) pengawasan
yang efektif dan efisien.
e. Koordinasi/ Coordinating
Merupakan tugas pimpinan yang dilakukan dengan mengusahakan agar
semua kegiatan dapat selaras dan anggota-anggotanya dapat bekerja sama
dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien.
f. Pengambilan Keputusan/ Decision Making
Proses pembatasan dan perumusan masalah, membuat altematif
pemecahan beserta konsekuensinya, memilih satu alternatif yang terbaik dan
melaksanakan pilihan alternatif tersebut.
Proses ini melalui beberapa tahapan, sebagai berikut: (1) identifikasi
permasalahan, (2) analisis permasalahan, (3) membuat alternatif pemecahan
masalah, (4) membandingkan masing-masing alternatif beserta
konsekuensinya, (5) melaksanakannya.
g. Pengendalian Pengawasan/ Controlling
Suatu tindakan untuk mengawasi, mengantisipasi dan mendeteksi
kemungkinan-kemungkinan penyimpangan pelaksanaan organisasi dan apa
yang telah dirumuskan semula.
Standar pengendalian meliputi (1) standar fisik, yaitu berdasarkan
ukuran non moneter dalam pelaksanaan, misalnya jam kerja yang harus
dilaksanakan oleh karyawan, (2) standar moneter yang terdiri atas standar
biaya, standar modal dan standar pendapatan, (3) standar abstrak, yaitu
standar yang tidak diberikan dengan standar fisik, misalnya standar yang
digunakan pimpinan untuk menetapkan kesetiaan bawahan.